Teknik Memanen Bisa Memaksimalkan Hasil Produksi

Teknik Memanen Bisa Memaksimalkan Hasil Produksi

Praktek pertanian yang baik atau good agriculture practice (GAP) didalam bidang pertaniandan perkebunan tidak hanya menyangkut soal penanaman dan pemupukan tanaman, melainkan termasuk bagaimana cara memanen yang baik.


Ini tampaknya sepele, namun memang membutuhkan perhatian yang nyata-nyata berasal dari para petani, termasuk petani sawit. Sebab, memanen dengan cara yang baik justru dapat mampu meningkatkan produktivitas hasil panen Perusahaan sawit .


Apalagi harga TBS sementara ini terus melambung tinggi. jangan pula gara-gara mengidamkan mengejar keuntungan semata namun justru jalankan pemanenan buah sawit yang buruk.


Jika cara memanen terburu-buru maka mampu jelek hasilnya. Saat hendak dilansir ke Ram atau pabrik kelapa sawit (PKS), mampu jadi buah sawit yang kami panen terburu-buru tadi enggak lolos didalam proses greeding.


Lalu, bagaimana cara memanen tandan buah fresh (TBS) yang baik yang perlu dikerjakan oleh para petani sawit, baik plasma maupun swadaya, supaya kuantitas tonase TBS yang dipanen mampu maksimal?


Maruli Pardamean, seorang praktisi dan penulis perkebunan kelapa sawit membagikan cara memanen TBS yang baik melalui laman InfoSawit.com.


“Dalam memanen TBS perlu dikerjakan lebih dari satu kesibukan sebelum buah sawit siap dipanen. Salah satunya adalah perlu diperhatikan derajat kematangan buah sawit, bagaimana cara jalankan panen. Lalu, panenlah secara tuntas seluruh buah yang matang, gara-gara sementara buah matang persentase minyaknya capai maksimal,” kata dia.


Nah, selanjutnya ini tips dan cara memanen buah sawit ala Maruli Pardamean:


Rotasi Panen

Rotasi panen adalah sementara yang dibutuhkan pada panen pertama dan panen selanjutnya pada ancak atau wilayah panen yang sama. Rotasi panen berhubungan dengan kerapatan panen atau kuantitas janjang yang mampu di panen didalam kuantitas pokok atau luasan tertentu.


Pusingan atau rotasi potong buah merupakan keliru satu aspek yang paling memilih di lapangan untuk mendapatkan memproduksi per hektar (ha) yang tinggi, ongkos per kilogram (kg) yang rendah, serta persentase asam lemak atau free fatty acid (ALB/FFA) yang rendah.


Pusingan/rotasi potong buah termasuk pengaruhi transport dan pengolahan di pabrik. Rotasi panen diakui baik andaikan mampu dijaga tujuh hari, supaya persentase berondolan pada janjang sedikitnya 6%. Hal selanjutnya dikerjakan supaya kuantitas dan mutu memproduksi mampu tercapai.


Satu areal/sesi panen perlu dimasuki oleh pemanen setiap 7 hari. Pada umumnya hari kerja setiap pemanen berasal dari Senin-Sabtu. Jumlah jam kerja setiap hari adalah 7 jam kerja, jikalau hari Jumat hanya 5 jam kerja.


Pemanenan dikerjakan terus menerus sepanjang tahun. Rotasi yang sangat panjang dapat sebabkan buah kelewat matang dan sebabkan minyak memiliki persentase ALB yang tinggi.


Rotasi yang sangat pendek atau kurang berasal dari tujuh hari dapat sebabkan kurang efisiennya kesibukan panen gara-gara buah belum matang dan banyak buah mentah dapat terpanen.


Oleh karenanya, pada musim buah cepat matang atau panen puncak perlu pusingan diperpendek. Sebaliknya pada musim buah lambat matang panen rendah pusingan perlu diperpanjang.


Untuk menghindari keterlambatan pusingan pada bulan-bulan libur panjang, misalkan hari raya keagamaan, maka mampu dikerjakan percepatan pusingan potong buah jadi 5 -6 hari.


Dengan demikian pada sementara sesudah libur panjang, pusingan potong buah di suatu blok tetap mampu dipertahankan di bawah 10 hari.


Untuk merawat pusingan buah tetap normal, perlu sekali untuk berkesinambungan memantau daftar pusingan potong buah yang ada di afdeling dan ditambah dengan sejumlah informasi seperti kerapatan buah matang atau persentase panen di blok, kuantitas tenaga kerja potong buah, basis borong, dan persentase siap borong, curah hujan, usia kebanyakan tanaman.


Sistem Ancak Panen

Ancak panen adalah luasan yang jadi tanggungjawab pemanen. Sistem ancak panen bergantung pada situasi topografi lahan dan ketersediaan tenaga kerja. Sistem ancak panen terdiri berasal dari ancang tetap dan ancak giring, dan ancak giring tetap per mandoran


a. Ancak tetap

Ancak tetap adalah setiap pemanen diberikan ancak panen yang sama pada setiap rotasi/pusingan panen dengan luasan spesifik dan perlu selesai pada hari tertentu.Tenaga pemanen tidak digiring dan tanpa lihat kerapatan buah.


Kelebihan proses ancak tetap adalah setiap pemanen bertanggungjawab pada ancak panen dan mudah dikontrol kualitasnya.


Kelemahan proses ancak tetap adalah buah terlambat hingga di tempat pengumpulan hasil (TPH) sawit, gara-gara buah tidak terkonsolidasi pada satu hamparan namun terdapat di banyak jalan dan tempat.


b. Ancak giring

Ancak giring adalah setiap pemanen diberikan ancak panen per satu/dua baris tanaman dan digiring bersama-sama. Pembagian areal mampu berubah sesuai dengan situasi kerapatan


Kelebihan proses ancak giring adalah pelaksanaan panen lebih cepat dan buah cepat hingga di TPH, sedangkan kelemahan proses ancak giring adalah setiap pemanen tetap melacak buah yang mudah dipanen dan pengontrolan mutu ancak lebih sulit.


c. Ancak giring tetap per mandoran

Merupakan kombinasi berasal dari ancak tetap dan ancak giring. Yang tetap adalah ancak mandornya, sedangkan ancak pemanen didalam mandoran selanjutnya mampu digiring cocok dengan kerapatan panen di masing-masing blok.


Kelebihannya adalah distribusi/sebaran buah tetap relatif mengumpul, supaya transportasi lebih efisien. Selain itu mampu menghindar kecemburuan antar pemanen, gara-gara ancak mampu ditukar/digilir berasal dari pusingan satu ke pusingan berikutnya.


Kelemahannya adalah tanggung jawab pemanen pada ancaknya relatif tetap rendah, dan pelanggaran tetap agak ada problem dideteksi, gara-gara adanya perubahan ancak tersebut, supaya pengawasan mandor perlu lebih ketat. Sistem Ancak yang digunakan perlu cocok dengan situasi lapangan.


Standar Pemanenan

Standar pemanenan kelapa sawit meliputi penetapan TBS yang mampu dipanen secara konsisten. Pemanenan perlu ikuti persyaratan yang sudah ditentukan supaya potensi memproduksi minyak dan inti sawit maksimal mampu dicapai, serta kerusakan di pokok mampu dicegah.


Sebelum pemotongan tandan, pemanen lebih-lebih dahulu mengamati buah matang panen di pohon pada ancaknya masing-masing. Hal ini ditujukan untuk lihat kematangan buah. Panen membutuhkan teknik spesifik supaya mendapatkan hasil panen yang berkualitas.


Standar panen di antaranya buah matang panen dipotong semua, buah mentah 0%, berondolan dikutip semua, buah disusun rapi di TPH, pelepah disusun rapi di gawangan mati, pelepah sengkleh tidak ada, administrasi panen diisi dengan teliti dan pas waktu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Para Pencinta Fashion, Ini Cara Membedakan Produk Kulit Asli bersama Sintetis

Diet 4 Idiots - Apakah Ada gunanya? Baca Review Diet 4 Idiots Disini!